Skripsi AT
SYUKUR SEBAGAI PENCEGAH INSECURE PERSPEKTIF ABU HAMID AL-GHAZALI
Pekembangan zaman dan teknologi menjadi salah satu fenomena yang
sangat dinikmati oleh manusia. Walaupun telah memberikan kepuasan diri
terhadap jasmani manusia. Namun, hal tersebut masih banyak menimbulkan
problem, salah satunya ialah problem yang bersifat mental yang mana dalam hal
ini berada di luar jangkauan teknnologi. Salah satu penyakit yang bersifat mental
adalah kecemasan dan kurangnya percaya diri. Narasi tersebut memberikan
indiksi bahwa terdapat suatu hal yang terabaikan yakni rasa syukur, yang dalam
hal ini sebagai solusi untuk mencegah perasaan insecure, khususnya syukur
perspektif al-Gha>zali>.
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan pada penelitian ini adalah
bagaimana implementasi konsep syukur perspektif al-Gha>zali> sebagai kunci
dalam mengatasi dan mencegah rasa insecure. Adapun metode penelitian yang
digunakan dalam tulisan ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik analisa
deskriptif-analisis. Syukur perspektif al-Gha>zali> sendiri terdiri dari tiga komponen
yakni ilmu, hal dan amal. Ilmu di sini adalah pengetahuan terhadap nikmat,
pemberiannya dan meyakini bahwa semuanya berasal dari Allah swt. Hal adalah
jiwa yang tentram, yang dihasilkan dari pengetahuan dan keyakinan tadi.
Sementara amal adalah hasil dari rasa bahagia karena mengetahui Dzat yang maha
pemberi. Bagian terakhir ini juga berkaitan dengan hati, lisan dan anggota badan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasa insecure dapat diredam
melalui syukur, khususnya syukur perspektif al-Gha>zali> yang memiliki tiga
komponen yakni ilmu, hal dan amal. Dalam mengimplementasikan nilai-nilai
syukur, individu dapat mencegah dirinya melalui komponen yang pertama yakni
mengembalikan dan meyakini bahwa semua yang datang ialah dari Allah swt.
Dalam komponen pertama ini memiliki nilai imagery atau tafakkur tentang hal-hal
positif. Sehingga dari keyakinan tersebut dapat menumbuhkan rasa bahagia dan
senang kepada Allah dan dirinya yang dalam hal ini merupakan komponen kedua.
Kemudian, pada komponen ketiga, ketika individu telah memiliki keyakinan dan
kecintaan kepada Allah maka, secara otomatis hati individu tersebut tersentuh dan
tergerak untuk berkeinginan melakukan kebaikan. Sehingga dari lisannya akan
mengucapkan hal-hal baik yang dapat memberikan nilai kepercayaan pada dirinya.
Kata Kunci: Syukur, Insecure, al-Ghazali.
Tidak tersedia versi lain