Skripsi AT
KONSEP TAWADHU' PEMIKIRAN IMAM GHAZALI DAN KH. ACHMAD ASRORI AL-ISHAQI / Studi komparatif kitab Ihya' Ulum al-Din dan al-Muntakhabat
Dalam kehidupan bersosial, tentu membutuhkan komunikasi dan interaksi
sosial dengan baik. Sikap rendah diri (tawad}u’) inilah salah satu bagian dari langkah
dalam memperoleh komunikasi dan interaksi dengan baik. Imam Ghaza>li
menegaskan bahwa kategori tawad}u’ merupakan sebagian dari akhlak dan budi
pekerti yang mempunyai dua ujung dan pertengahan diantara keduanya, adapun
ujung yang lebih condong pada kelebihan tersebut dinamakan kesombongan,
sedangkan ujung yang condong pada kekurangan dinamakan merasa hina diri dan
rendah jiwa. Sementara menurut KH. Achmad Asrori al-Ishaqi> yakni dalam
meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT seorang hamba harus senantiasa
merasa rendah diri (tawad}u’) terhadap siapapun.
Rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana
konsep tawad}u’ perspektif Imam Ghaza>li dan KH. Achmad Asrori al-Ishaqi>? dan
bagaimana perbedaan serta persamaan konsep tawad}u’ perspektif Imam Ghaza>li
dan KH. Achmad Asrori al-Ishaqi>?.
Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif dengan memanfaatkan sumber
kepustakaan (library research). Dengan cara fokus pada data-data kepustakaan,
baik berupa buku, jurnal, skripsi, website serta sumber-sumber lain yang relevan
dengan tema dan objek penelitian. Dalam menganalisa ini ialah menggunakan
metode komparatif, menggunakan teknik membandingkan suatu objek dengan
objek lain, Dalam hal ini pemikiran tokoh yang dibandingkan ialah antara Imam
Ghaza>li dan KH. Achmad Asrori al-Ishaqi>.
Temuan Studi ini bahwa tawad}u’ perspektif Imam al-Ghaza>li ialah
merendahkan diri dengan melihat orang lain lebih rendah daripada kita dan merasa
diri kita lebih tinggi ketika berhadapan dengan orang yang menyombongkan diri.
Imam al-Ghaza>li juga lebih filosofis dalam menjelaskan konsep tawad}u’. Adapun
tawad}u’ perspektif KH. Achmad Asrori al-Ishaqi> yaitu merendahkan diri kepada
siapapun, baik kepada yang memiliki kedudukan rendah, sesama atau terhadap
orang yang menyombongkan diri. Menurut KH. Achmad Asrori, tawad}u’ dalam
makna mendahulukan dan memuliakan orang lain masuk dalam kategori tawad}u’
sughro. Sementara tawad}u’ dengan makna meminta barokah kepada orang lain,
yang menjadikan orang yang diminta tersebut ingat kepada Allah SWT masuk
dalam kategori tawad}u’ kubro. Adapun perbedaan dan persamaan antara tawad}u’
al-Ghaza>li dan KH. Achmad Asrori, dalam segi persamaan jika dilihat dari segi
horizon ialah sama-sama merendahkan diri ketika bertemu dengan orang lain.
Bedanya, jika al-Ghazali ialah dengan membanggakan diri ketika bertemu dengan
orang yang sombong dan KH. Achmad Asrori tetap tawad}u’ kepada siapapun.
Kata Kunci : Tawad}u’, Imam Ghazali, KH. Achmad Asrori al-Ishaqi.
Tidak tersedia versi lain