Skripsi AT
URGENSITAS MURSYID DALAM KONSEP MA’RIFAT SUFIYAH PRESPEKTIF KH. AHMAD ASRORI AL ISHAQI
Setiap manusia pasti memiliki rasa cinta dan dorongan cinta terhadap
manusiasangat besar sekali. Karena rasa cinta sasarannya adalah hati, ketika cinta sudah
memenuhi di dalam hati, maka hati akan menginstruksikan kepada seluruh anggota tubuh
untuk melakukan sesuatu terhadap rasa cinta tersebut. Begitu kuatnya dorongan rasa cinta
terhadap manusia, sehingga rasa cinta yang ada bisa membawanya kejalan Ma’rifatullah,
seperti yang di alami oleh tokoh sufi wanita, yaitu Rabi‟ah al-Adawiyah.
Rabi‟ah al-Adawiyyah memenuhi seluruh kadar cintanya untuk mencintai Allah
SWT. ia meniadakan sesuatu selain Allah, sehingga hati dan rasa cintanya hanya untuk
Allah semata, sehingga ia menemukan jalan ma’rifat kepada Allah dengan rasa cintanya
tersebut. Apa yang dilakukan oleh Rabi‟ah al-Adawiyyah, sangat sulit untuk dicontoh oleh
manusia pada umumnya, sebab masih banyak penyakit dan kotoran yang ada di dalam
hatinya, sehingga mencegahnya dalam menemukan jalan Ma’rifat kepada Allah. Ketika itu
terjadi, maka yang diperlukan adalah seorang pembimbing yang bisa membersihkan
hatinya serta menunjukkannya ke jalan Allah SWT, ialah Guru Mursyid.
Bimbingan guru mursyid akan berhasil jika dilakukan dengan ikhlas dan taat, itu
tidak akan terjadi bila di dalam hatinya masih ada rasa terpaksa serta menolak. Oleh karena
itu, seorang murid wajib memiliki rasa cinta serta berRabithah terhadap guru
pembimbingnya, agar supaya hatinya menurut akan kehendak gurunya. Sebab, dengan
mencintai serta menjalin ikatan hati dengan Guru Mursyid merupakan perantara agar
seorang hamba mencapai jalan Ma’rifat kepada Allah SWT.
Kata kunci: cinta (mahabbah), Ma’rifatullah, Guru Mursyid
Tidak tersedia versi lain